Selasa, 08 Maret 2011

DOA & PERMASALAHANNYA


Permasalahan Dalam Berdo'a
Seseorang berkata, 'Saya telah berdo'a dan meminta kepada Allah berulang kali, tetapi Allah tidak mengabulkan do'a saya dan tidak memberikan apa yang saya minta, lalu apa yang harus saya lakukan agar Allah mengabulkan do'a saya dan memberikan yang saya minta".
Demikianlah kasus yang menimpa sebagian umat Islam dalam berdo'a kepada Allah, sehingga untuk menjawab permasalahan ini harus diketahui dahulu makna do'a, syarat-syaratnya dan adab-adabnya.
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim bahwa ada seorang Badui datang kepada Nabi shallallahu alaihi wasalam dan bertanya: "Apakah Tuhan itu dekat sehingga kami dapat munajat/memohon kepada-Nya, ataukah jauh, sehingga kami harus menyeru-Nya? Maka Nabi shallallahu alaihi wasalam terdiam, dan sebagai jawabannya turunlah surat Al-Baqarah 186, yaitu: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat, Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a, apabila ia berdo'a kepada-Ku". (Al-Baqarah 186).
Allah menjelaskan bahwa Ia akan mengabulkan do'a orang-orang yang berdo'a kepada-Nya. Lalu apakah sesungguhnya makna do'a itu? Para ulama menjelaskan bahwa do'a itu ialah permohonan (kepada Allah) dengan penuh ketundukkan dan kerendahan. Juga dijelaskan oleh Nabi shallallahu alaihi wasalam tentang syarat-syarat do'a, di antaranya adalah: 
1. Mencari yang halal.
Allah Ta'ala tidak akan mengabulkan do'a bagi siapa saja yang makanannya diperoleh dengan cara haram, seperti riba, menipu, memakan harta orang lain dengan cara batil, dan sebagainya. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, ia berkata: Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Wahai Manusia, sesungguhnya Allah itu Maha Baik, Dia tidak menerima kecuali yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan orang-orang mukmin dengan apa-apa yang diperintahkan oleh para rasul. Maka Dia berfirman, 'Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.' (Al-Mukminun: 51) dan Dia berfirman, 'Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rizki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu'. (Al-Baqarah: 172).
Kemudian Nabi menyebutkan: "Seorang laki-laki yang telah berkelana jauh dengan rambutnya yang kusut masai dan pakaian yang penuh debu, ia menengadahkan tangannya ke langit sambil berdo'a; 'Ya Allah, ya Allah', sedang makanannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan dibesarkan dengan makanan haram, bagaimana Allah akan mengabulkan do'anya itu". (HR Muslim).
2. Dengan keyakinan yang pasti.
Maksudnya hendaklah di dalam berdo'a memiliki keyakinan yang pasti tanpa keraguan sedikitpun bahwa do'anya akan dikabulkan oleh Allah dengan kekuasaan-Nya. Dari Abu Harairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasalam ber-sabda: "Janganlah salah seorang dari kamu mengatakan; 'Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau menghendaki, rahmatilah aku jika Engkau menghendaki', tetap hendaklah berkeinginan kuat dalam permohonannya itu karena sesungguhnya Allah tiada sesuatu pun yang memaksa-Nya untuk berbuat sesuatu." (HR. Abu Daud)
3. Tidak meminta sesuatu yang tidak masuk akal.
Tidak dibenarkan apabila seseorang meminta sesuatu yang mustahil atau sesuatu di luar tabiat manusia, seperti ingin memiliki/menguasai seluruh bumi, ingin menjadi orang yang paling kuat di atas bumi ini, mendo'akan kejelekan bagi orang lain, dan sebagainya, sebab hal itu dilarang oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasalam . Sebagai tambahan renungan marilah kita cermati satu riwayat bahwa pada suatu saat ada seorang laki-laki bertanya kepada Ibrahim bin Adham, "Wahai Syaikh, Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an, artinya: "Berdo'alah kamu kepada-Ku, niscaya Ku-kabulkan do'amu itu". Maka aku senantiasa berdo'a kepada Allah, tetapi mengapa do'a saya tidak dikabulkan oleh Allah? Ibrahim berkata: "Itu disebabkan lima perkara, yaitu: Pertama, kamu mengenal Allah tetapi kamu tidak menunaikan hak-Nya. Kedua , kamu membaca Al-Qur'an tetapi kamu tidak melaksanakan apa yang ada di dalamnya. Ketiga, kamu mengatakan mencintai Rasulullah shallallahu alaihi wasalam tetapi sunnah-nya kamu tinggalkan. Keempat, kamu mengatakan kami melaknati iblis tapi kamu mengikutinya. Kelima, kamu tidak memperhatikan aib pada dirimu karena disibukkan mencari aib orang lain". (Mukhtashar Jami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihi).
Adapun adab-adab berdo'a banyak sekali di antaranya adalah:
1. Berdo'a dengan memilih waktu-waktu yang memiliki keutamaan seperti pada hari Arafah, bulan Ramadhan, hari Jum'at, sepertiga terakhir dari malam hari, waktu sahur, ketika sedang sujud, ketika turun hujan, antara adzan dan iqamat, saat mulai pertempuran, dalam ketakutan, atau sedang beriba hati, dan sebagainya.
2. Shalat dan bertaubat setelah selesai shalat, karena tidak akan dikabulkan do'a orang yang meninggalkan shalat dan melakukan dosa-dosa besar walaupun ia berdo'a sedang ia terus menerus melakukan perbuatan yang dilarang tersebut.
3.  Termasuk adab berdo'a adalah dengan menghadap kiblat.

2. Adapun tatkala ada orang yang mengatakan bahwa dirinya telah berdo'a tetapi do'anya tidak dikabulkan, maka jawabannya sebagaimana yang disebutkan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Aqidah Al-Wasathiyah dan juga disebutkan dalam Aqidah Ath-Thahawiyah dengan kesimpulan sebagai berikut:
F. Tergesa-gesa ingin dikabulkan do'anya.
            Banyak sekali terjadi di tengah-tengah masyarakat seseorang berhenti dari berdo'a dengan alasan telah berdo'a berkali-kali tetapi do'anya tidak terkabul, padahal justru dari pikiran itulah menjadi sebab tidak terkabulnya do'a. Rasulullah shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Tentu do'a seseorang akan dikabulkan oleh Allah, selama orang itu tidak terburu-buru (ingin dikabulkan), yaitu dengan mengatakan; "Saya telah berdo'a tetapi do'a itu tidak juga dikabulkan Tuhan !" (Mutafaq 'Alaih). Berkata Umar bin Al-Khaththab: "Saya tidak terlalu mementingkan terkabulnya do'a tetapi yang terpenting bagiku adalah do'a itu (adalah ibadah) sehingga apabila kepentinganku adalah berdo'a maka ijabahnya akan mengikutinya". Jadi sekalipun seseorang tidak terkabulkan do'anya sebenarnya orang tersebut telah mendapatkan pahala di sisi Allah, dan kelak do'a yang belum terkabul tersebut akan menjadi syafa'at bagi pemiliknya.
F. Meminta sesuatu yang tidak mendatangkan maslahat.
Allah Ta'ala Mahatahu akan maslahat dan madharat dari apa yang akan diberikan kepada hamba-Nya, dan sebagian dari kebijaksanaan Allah adalah tidak dikabulkannya do'a yang tidak mendatangkan maslahat bahkan mendatangkan madharat, misalnya orang yang berdo'a agar anak perempuannya diperistri oleh orang yang kaya raya dengan maksud ia akan mendapatkan rizki (harta) darinya, sedang ia tidak tahu hal itu akan mendatangkan maslahat atau tidak.
Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Tidaklah seorang muslim di atas bumi ini berdo'a kepada Allah dengan suatu do'a melainkan do'anya tersebut akan dikabulkannya, atau dihindarkan orang itu dari bahaya sebanding dengan apa yang dimintanya, selama do'a itu tidak mengandung dosa atau bermaksud hendak memutuskan silaturrahim". Salah seorang sahabat bertanya: "Kalau bagitu kami memperbanyak do'a (permohonan)!" Nabi shallallahu alaihi wasalam bersabda: "Allah lebih banyak lagi (dalam mengabulkannya)".
(HR. At-Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Hakim).
F. Tidak terkabulnya permintaan atau do'a seseorang disebabkan Allah tidak menghendaki hal tersebut. Tetapi tidak terkabulnya do'a tersebut tidak menghilangkan manfaat dari do'a itu, karena seseorang yang berdo'a sekalipun do'anya tidak dikabulkan, sesungguhnya ia tetap diberi pahala oleh Allah atas do'anya tersebut. Disebutkan oleh beberapa ulama bahwa ada kalanya Allah akan menunda terkabulnya do'a pada hari kiamat sebagai syafaat bagi pemiliknya. Begitu juga Allah melarang do'a kejelekan bagi dirinya dan orang lain sekalipun seorang bapak atau ibu yang mendo'akan kejelekan kepada anaknya sewaktu marah, karena Rasulullah mengkhawatirkan do'a itu bertepatan
dengan waktu dimana pada saat itu Allah menerima atau mengabulkan do'a dari hamba-Nya, sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasalam : "Janganlah kamu berdo'a buruk terhadap dirimu, begitupun terhadap anak-anakmu, dan terhadap harta bendamu !! Jangan sampai nanti do'amu itu bertepatan dengan suatu saat dimana Allah sedang memenuhi permohonan, hingga do'a burukmu itu benar-benar terkabul". (HR Muslim).
Q.S.7 (Al A'raf) :
55. Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.
56. Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.

Senin, 07 Maret 2011

BERKENALAN DENGAN JIN QORIN KITA

(Dikutip dari : Majalah”Ghoib” edisi 73 tahun 1996)

Dari Abdullah bin Mas’ud berkata,”Tidaklah satupun dari kalian kecuali ia telah di beri Qorin dari jin dan Qorin dari malaikat. Para sahabat bertanya,”Begitu juga kepadamu,Ya Rosulullah?” Beliau bersabda,”Kepadaku juga,hanya saja Alloh telah menolongku untuk menghadapinya,dan tidaklah ia (Qorin) menyuruhku kecuali kepada kebenaran” (HR.Ahmad)

            Bila kita mengalami pergolakan batin saat menghadapi masalah,yang dituntut untuk segera menentukan sikap,atau saat menghadapi suatu pilihan yang membuat pikiran bimbang,tiba-tiba terasa dalam diri kita seperti ada makhluk yang membisikkan sesuatu untuk memilih pilihan tertentu, atau saat azan berkumandang, muncul dalam benak kita untuk segera meninggalkan pekerjaan lalu menunaikan sholat, tapi pada saat yang sama sakan ada yang membisikkan ,”Nanti saja…!selesaikan pekerjaan dulu”
Dan bisikan itu ternyata muncul dari sosok makhluk yang berbeda yang senantiasa menyertai kehidupan kita, yaitu makhluk yang bernama malaikat dan jin.


DALIL KEBENARAN QORIN PADA MANUSIA

            Setiap kita pasti ditemani teman yang akrab dan dekat yang disebut Qorin,satu dari malaikat dan satu dari golongan jin atau syaitan.
Sebagai mana yang ditegaskan Rosululloh saw dalam riwayat Ahmad diatas.
            Yang dimaksud dengan pernyataan Rosululloh saw pada bagian akhir dari hadits diatas adalah Qorin beliau dari golongan jin atau syaitan.
Alloh swt telah memberi perlakuan khusus kepada beliau dalm menghadapi sepak terjang Qorin jin yang dimilikinya,sehingga jin tersebut masuk Islam dan tidak mempengaruhi beliau kecuali kepada kepada kebaikan dan kebenaran.
            Dan hadits tersebut lebih merupakan peringatan keras akan bahaya fitnah (gangguan ) Qorin dan was-wasnya serta penyesatan yang dilakukannya.
Rosululloh saw memberi tahukan hal itu agar kiat lebih waspada dan melakukan pembentengan dari kejahatannya.
            Dalam masalah ini ada ulama yang berpendapat bahwa peluang masuknya jin Qorin ke Islam bukan hanya berlaku untuk jin Qorin Rosululloh saw pribadi, Setiap kita bekesempatan untuk mengislamkan jin Qorin sebagaiman yang dialami Rosululloh.
(DR.Umar Sulaiman al-Asyiqar dalam bukunya”Alamul JinniwaSyayatin”)
Tetapi pendapat tersebut dibantah tegas oleh Syaikh Wahid Abdus Salam Bali dalam bukunya “Wiqayatul Insan minal Jinni was Syaithan :39-40”
            Beliau beralasan bahwa terlihat jelas dalam susunan redaksi beberapa hadits yang menjelaskan masuk Islamnya Qorin jin mengiringi Rosulullah sifatnya khusus, hanya berlaku kepada jin Qorin Rosulullah saw. Kenyataannya tidak ada satu dalilpun yang menyatakan bahwa Islamnya jin Qorin itu juga berlaku pada selain Qorin jin Rosulullah saw.
            Alasan kedua “Tidak ada satu riwayatpun yang menjelaskan masuknya jin Qorin yang dimiliki Umar bin Khatthab. Padahal kita tahu,dikarenakan iman Umar yang begitu kokoh  Syaitan menjadi segan dan takut kepada sosokUmar. Dan Rosulullah saw tak pernah mejelaskan kepada para sahabatnya bahwa jin Qorin milik Umar telah masuk Islam sebagaimana milik Beliau.”
            Alasan ketiga, “Kalau setiap orang bias mengislamkan jin Qorin masing-masing, maka hilanglah hikmah dan fungsi adanya ujian Alloh pada diri manusia. Padahal adanya pengaruh buruk dari jin Qorin merupakan sarana ujian akan keteguhan dan kekokohan iman seorang mu’min” (Kitab Al Waqayah : 39-40)




BERAPA JUMLAH JIN QORIN KITA

Qorin jin atau syaitan dalam tema ini mempunyai arti khusus dan umum, arti khusus yaitu Qorin jin yang disertakan Allah kepada kita sejak kita dilahirkan , sebagaimana yang telah dijelaskan Rosulullah saw, sedang arti umumnya yaitu jin atau syaitan lain yang menjadi teman kita dalam sepanjang perjalanan hidup kita.
Artinya sejak kita lahir ada jin yang selalu mengikuti kita dan melancarkan pengaruh-pengaruh jahatnya, itulah yang dinamakan istilah khusus yaitu Qorin. Tapi ada juga Qorin-Qorin lain yang bersifat umum. Yaitu syaitan-syaitan yang hadir dalam hidup orang-orang yang jauh dari petunjuk Alloh dan lalai menjalankan perintah-Nya.
Qorin yang pertama akan bertambah banyak dengan semakin banyaknya syaitan yang menjadi teman hidupnya.
            Alloh swt berfirman,”Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan yang maha pemurah (Al-Qur’an) Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan) maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benat dan mereka menyangka bahwa mereka medapat petunjuk. Sehingga apabila orang-orang yang berpaling itu dating kepada Kami (di hari kiamat) dia berkata,”Aduhai, semoga (jarak) antaraku dan kamu seperti jarak antara masrik dan maghrib, maka syaitan itu adalah sejahat-jahat teman (yang menyertai manusia)”. (QS.Az Zukhruf : 36-38)
            Imam At Tabrani berkata. Yang dimaksud dengan ayat 36 dalam QS Az ukhruf adalah,”Barang siapa yang berpaling dari peringatan Alloh(dzikrulloh) dan tidak takut akan azab-Nya, maka Alloh akan memberinya syaitan, dan syaitan itu akan menjadi teman hidupnya yang selalu berusaha untuk menjerumuskannya. (Tafsir At Thabrani : 25/72).
Dan di ayat lain, Alloh menyatakan,”Barang siapa yang mengambil syatian itu menjadi temannya, maka syatian itu adalah teman yang seburuk-buruknya.”(QS. An Nisa’ : 38).


TUGAS UTAMA QORIN KITA

            Tugas pokok baik itu Qorin dari golongan jin atau syatan maupun dari golongan malaikat, bertugas sebagai pembisik, Qorin dar jin membisikkan untuk berbuat jahat, sedangkan Qorin dari malaikat membisiki manusia untuk berbuat kebaikan dan ketaatan.
            Abdullah bin Mas’ud berkata, Rosulullah saw bersabda, Sesungguhnya syaitan itu melakukan bisikan sebagaimana malaikat juga melakukan bisikan, adapun bisikan syaitan, intinya mengajak untuk berbuat keburukan dan mendustakan yang haq. Sedangkan bisikan malaikat, intinya mengajak untuk berbuat kebaikan dan membenarkan yang haq. Barang siapa menjumpai pada dirinya (ajaran kebenaran), hendaklah ia memuji Alloh swt (bersyukur), dan barang siapa menjumpai sebaliknya (bisikan kejahatan), hendaklah ia berlindung kepada Alloh dari (godaan) syaitan. Lalu beliau membaca ayat,”Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan ….” (QS Al Baqoroh : 268) (HR.Tirmidzi, 2988, An NAsa’i, no. 11051, dan Ibnu Hibbah, no. 998).
            Oleh karena itu kita harus ekstra waspada akan hadirnya bisikan ata was-was Qorin jin, sebagaimana kita juga tidak boleh lengah akan was-was atau bisikan jahat yang muncul dari syaitan yang berbentu manusia. Kedua bisikan itu sama bahayanya dan sama-sama membikin kita celaka,celaka didunia ataupun di akhirat. Sehingga Alloh swt mengingatkan agar kita banyak memohon perlindungan kepada-Nya,dari bisikan jahat syatan yang berbentuk jin atau manusia. Seperti dalam firman-Nya dalam QS. An Naas : 1-6.
            Ibnu Katsir rahimahullah berkata dalam kitabnya saat menafsrkan QS An Naas, bahwa yang dimaksud dengan “al waswasul khonnas” dalam surat tersebut adalah syaitan yang disertakan ke manusia. Karena tidak seorangpun dari keturunan nabi Adam kecuali ia memiliki Qorin, Qorin itulah yang menghiasikeburukan dan kekejian, dan tidak seorangpun yang selamat darinya kecuali mereka yang dilindungi oleh Alloh swt.” (Tafsir Ibnu Katsir : 4 / 575).


JIN QORIN BAGIAN DARI SYETAN

            Jin Qorin adalah syetan pengganggu dan perusak kehidupan orang-orang beriman. Jin Qorin adalah bagian dari musuh kita yang harus diwaspadai sebagaimana yang Alloh swt tlah jelaskan dalam Al Qur’an.
            Semakin rajin seseorang melakukan ibadah, maka semakin berat jin Qorin melakukan gangguan, jin Qorin akan menjadi kurus, lemah danloyo serta sakit-sakitan.
Sebaliknya bila seseorang semakin jauh dari Alloh swt, maka jin Qorin semakin senangdan betah atau kerasan. Jin Qorin itu akan menjadi gemuk, kuat dan bertenaga, garang dan ganas.
            Seharusnya seluruh gerak orang mukmin adalah ibadah, isi hatinya adalah iman yang benar, hiasan bibirnya adalah dikir, sebagaimana kehidupan Rosulullah saw dan para sahabat serta para ulama yang mengikuti jejak langkahnya. Sehingga ia mudah mengendalikan bisikan jahat jin Qorinnya, dan iapun dijauhkan dari jerat-jerat syetan lainnya yang selalu berusaha menjerumuskannya.


DENGAN IBADAH, SYETAN MENADI LEMAH

            Satu-satunya carauntuk memperlemah kekuatan dan dominasi syetan dalam diri kita adalah dangan beribadah kepada Alloh swt. Ibadah dengan cara yang benar dan dilaksanakan dengan ikhlas. Karena bila ibadah tersebut dilaksanakan dengan cara yang menyimpang dari ajaran Rosulullah saw maka Alloh akan menolaknya, dan syetan malah menjadi riang dan senang. Akhirnya iblis dan syetan menjadi dekatdan akrab dengan kita.
            Dengan mendekatkan diri melalui ibadah baik ibadah wajib atau sunnah,posisi kita denganAlloh swt  semakin dekat, dan iman kita semakin kuat. Lalu kita masuk ke komunitas hamba Alloh swt yang dilindungi.
            Dan yang harus kita lakukan sekarang ialah memperlemah kekuatan pengaruh dan  dominasi jin Qorin tersebut.
            Denengan beribadah dan dzikir yang kita lakukan, jin Qorin yang ada bersama kita akn menjadi lemah atau tidak berdaya. Walaupen keberadaannya masih eksis mengiringi kita, tapi pengaruhnya akan melemah. Ia tidak mampu menjalankan misi utamanya dengan baik, atau sekalipun masih melakukan bisikan, maka bisikan itu menjadi lemah.


KEKUATAN IBADAH DAN DZIKIR
           
            Sesungguhnya pengertian ibadah dan dzikir tak jauh berbeda. Hanya saja ibadah sifatnya lebih umum. Dzikir ada yang diwajibkan dan ada yang di sunnahkan. Dzikir juga mempunyai pengertan umum dan khusus.
Segala ibadah yang kita laksanakan untuk mengingat Alloh swt adalah dzikir, termasuk sholat.
Alloh swt berfirman, ”Dan dirikanlah sholat untuk mengingat Aku.”   (QS. Thaha : 14).
            Ibadah dan dzikrulloh sebagaimana yang telah diajarkan Rosululloh sawjuga berfungsi untuk memproteksi pelakunya dari gangguan dan kejahatan syetan.
            Rosullullah saw bersabda dalam riwayat berikut :
Dari Abul Malih, dari seorang lelaki, ia berkata : “Aku pernah dibonceng Rosulullah saw di atas keledainya. Ketika keledai itu tersandung , aku berkata : “Celakalh syetan!“ Rosulullah saw bersabda, “Janganlah berkata seperti itu, syetan akan membesarsampai sebesar rumah lalu berkata, “Aku telah membantingnya dengan kekuatanku”. Tapi bacalah Bismillah,karena jika kamu baca itu (Bismillah) ia akan mengecil hingga sekecil lalat.” (HR. Abu Daud dan Nasa’i, dan disahihkan al-Abani).



BEKERJASAMA DENGAN JIN QORIN

            Ada sebagian orang yang bergagasan , bahkan sebagian masyarakat tidak berhenti hanya sekedar gagasan, Mereka telah berusaha dengan berbagai macam cara untuk bisa memanfaatkan keberadaan jinQorin yang dimilikinya. Ada yang mengaku bahwa ia telah berhasil, ia mempunyai kemampuan untuk meramal masa depannya atau bisa mebaca pikiran dan kehendak seseorang, sebelum orang tersebut menceritakannya.
            Kalau memang pengakuannya benar, bahwa mereka mampu menundukkan jin untuk bekerjasama dengannya. Maka disini perlu ditegaskan, bahwa jin yang bersedia kerjasama dengannya belum tentu sebagai jin Qorinnya. Bisa saja jin lain yang hadir dalam kehidupannya, lalu bersedia kerjasama dengannya dengan misi utama, yaitu untuk menyesatkannya.Walaupun tidak diajak kejasama, syetan akan hadir dalam kehidupan manusia untuk menyesatkannya. Apalagi kalau manusianya sendiri yang mengajak kerjasama.
            Jin Qorin atau syaitan hakikatnya adalah musuh kita bersama. Alloh swt dan Rosul-Nya telah menyeru kita untuk menjauhi mereka, mewasdai tipu dayanya dan senantiasa memohon perlindungan dari kejahatan mereka. Kalau kenyataannya kita malah beusaha untuk bekerjasama dengan mereka, berarti kita telah menyalahi perintah Alloh swt dan menerjang larangan-Nya.  Alloh swt dengan tegas melarang hamba-hamba-Nya untuk bekerjasama dengan jin (LihatQS  al-Jin: 6). Karena kebanyakan jin itu adalah jin yang menyesatkan. Kalau da jin yang muslim yang mau hadir dalam kehidupan seorang manusia, berarti ia jin muslim yang tidak shalih atau hanya mengaku-aku saja.
Karena jin muslim yang shalih punya tugas sendiri dari Alloh swt, yaitu untuk beribadah kepada-Nya, bukan mengurusi manusia.


DAMPAK BURUK DARI PEMAHAMAN YANG SALAH

            Karena salah memahami keberadaan jin Qorin dan fungsinya,banyak orang yang menyalahkan terapi ruqyah Syar’iyah, mereka meyakini bahwa sekali ruqyah, semua jin akan menjauhi, termasuk jin Qorin. Padahal rukyah hanya sarana bagi kita untuk segera kembali ke ajaran syariat Islam. Pasca terapi ruqyah, pasyen harus rajin beribadah agar bisikan jahat dari jin Qorin yang masih ada melemah.
            Ketika ada orang yang bisa membaca pikiran seseorang, belum tentu hasil baca pikirannya itu benar semua. Kalaupun banyak benarnya,bisa jadi itu adalah ulah jin Qorin dari orang yang dibaca pikirannya. Ia memberi tahu kepada in peramal itu akan biodata dan agenda hariannya. Lalu jin perewangan peramal memberi tahu peramal, sehingga peramal bisa nyerocos kesana kemari. Akhirnya kita lebih percaya peramal nasib daripada takdir Alloh swt. 
            Kalau ada rang yang meninggal, tiba-tiba ada kerabatnya melihat sosoknya,diyakini itu adalah roh yang gentayangan. Belum tenang dalam kuburnya, karena kurang sesajen, sehingga harus dilakukan ritual tertentu, agar rohnya kekal di alam baka. Padahal itu bukan roh yang mati yang bergentayangan, tapi jin yang menyerupai sosoknyauntuk membuat fitnah bagi yang masih hidup.Atau jin Qorinnya sendiri, karena tidak ada keterangan bahwa jin Qorin akan mati bersamamatinya orang yang diikuti.
            Demikianlah masih banyak pemahaman yang salah akan hakikat roh manusia dan iman kepada yang ghoib yang menyimpang. Atau bisa jadi karena minimnyapemahaman mereka tentang alam jinyang sesuai syariat Islam.